Minggu, 11 Februari 2018

Sejarah Radio Benpas Kabupaten Subang

Hari ini kita bahas Radio tertua di Kabupaten Subang yaitu Radio Benpas 98,2 FM Radiona Urang Subang yang akan berulang tahun yang ke 52 di tahun ini yng berlokasi di Jalan S. Parman. Berdirinya atau operasionalnya Radio Benpas (Benteng Pancasila),  diprakarsai oleh Dan Dim 0605 Subang, yang pada saat itu sedang giat-giatnya mengikis habis ideologi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Saat itu, radio siaran dianggap sebagai media komunikasi massa yang ampuh untuk menjangkau pelosok Kabupaten Subang dalam upaya menyebarluaskan berbagai informasi dan penerangan, demi tegaknya Pancasila.

Radio Benpas berdiri pada tanggal 21 Juli 1966, dengan nama Radio Amatir Kodim 0605 Subang  berdasarkan ST Dan Dim 0605 Subang, Nomor : 212-P3/ 7/ 1966 yang kemudian disusul dengan ST Dan Dim 0605 Subang, Nomor : 261 tanggal 19 Juli 1966. Surat tersebut ditanda-tangani oleh Letkol R. Otje Abdullah Ahmad atau yang lebih dikenal Letkol Otje Djundjunan yang juga selaku Ketua Pelaksana Pepelrada DT. II Subang. Berikut saya informasikan Perjalanan radio benpas sampai sekakarang :



  Dalam perjalanannya, Radio Amatir Kodim 0605 Subang, mengalami beberapa kali pergantian nama.
  Bulan September 1966, menjadi Radio Operasi Mental Pancasila Kodim 0605 Subang, dengan Kepala Studio, Peltu Tjurigo;
  Tanggal 29 Agustus 1968, berdasarkan SK. Gubernur Nomor : 201/ Humas/ SK/ 68, menjadi RRI Persiapan Studio Subang, dengan Kepala Studio, R.A. Soemantro (Kepala Sub Dolog Subang);, ditandai dengan penyerahan dari Kodim 0605 Subang kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Subang, dengan Kepala Studio, Mayor Endang Soekarna;
  Tanggal 26 Agustus 1970, berdasarkan SK DPRGR tingkat II Subang, Nomor : 01/ SK/ DPRD/ 1970, menjadi Studio Benteng Pancasila;
  Tanggal 29 Pebruari 1984, berdarakan Peraturan Daerah Tingkat II Subang, Nomor : 188.342/ 03/ Hk-DPRD/ Tahun 1984, diusulkan menjadi Dinas Radio Daerah. Pada saat itu Kepala Studio, Drs. Yanda Ruchendi;
  Tanggal 3 Mei 1986, berdasarkan Surat Gubernur Jawa Barat, Nomor : 188.84/ 2732/ Huk, Peraturan Daerah Dinas Radio Daerah tidak dapat disyahkan;
  Tanggal 31 Maret 1989, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Subang, Nomor :
 Tanggal 16 Januari 1991, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat Ii Subang, Radio Siaran Pemerintah Daerah-Studio Benteng Pancasila Tingkat Ii Subang Digabungkan dengan Bagian Humas Sekretariat Wilayah/ Daerah Tingkat II Subang;
  Berdasarkan Peraturan Daerah Nomer: 1 Taun 1993 Pasal 35 Ayat 1, Mengenai Organisasi Dan Tata Kerja Setwilda Tingkat II Subang Dan Setwan Daerah Tingkat II Subang tanggal 22 Februari 1993 menetapkan Sub Bagian Radio Siaran Pemerintah Daerah (Rspd) Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian.
  Tanggal 13 Juni 2008, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor : 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Subang dan Peraturan Bupati Suban, Nomir : 11 Tahun 2008, sejak tanggal 17 Juli 2008, Radio Benpas ditetapkan sebagai salah satu UPTD pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Subang.



Itu sekilas informasi tentang Radio Benpas Subang, Saya sendiri salah satu penyiar Non PNS di UPTD Radio Benpas dari tahun 2006, awal mula bergabung karena waktu itu ada acara radio goes to school saya perwakilan dari SMA Negeri 2 Subang untuk menjadi bintang tamu di acara Dunia Remaja. Dan karena ketertarikan dan menjadi hobby akhirnya sampai tahun ini saya menjadi bagian keluarga besar Radio Benpas Subang.  klik link dibawah untuk Video bagaimana proses produksi siaran radio itu.....


Terima Kasih,,,,

Rabu, 25 Desember 2013

"KI TAMBLEG, IKON KONSERVASI KABUPATEN SUBANG"



LOMBA FOTO POHON KI TAMBLEG!.  Salah satu timeline saat saya membuka twitter pada tanggal 23 desember 2013, saya langsung mencari info tentang pohon itu di mbah google, Teryata pohon ki tambleg adalah pohon langka yang tumbuh subur di Subang ini. Setelah mendapat info yang cukup tentang keberadaan dan cirinya, bermodal kamera yang yang saya punya hari itu juga saya meluncur ketempat pertama dari beberapa tempat yang menyatakan keberadaan pohon ki tambleg. Saat itu pukul 15:30 aku memulai perjalananya.

                Desa Manyingsal , tempat pertama yang saya datangi, kurang lebih 10 menit dari pusat kota saya mulai memasuki daerah itu, sebelum sampai di desanya ada hamparan perkebunan tebu yang luas, nah disitu  pula saya kira adanya pohon yang menjadi incaran itu, namun ternyata NIHIL sampai ujung perkebunan belum ketemu juga, namun saat di pedesaan pohon besar terlihat dari kejauhan yang mungkin itu pohon yang saya cari. Tepat di bawah pohon itu saya memarkirkan kendaraan.
 
Hasil Jepret lansung upload kerasa banget naturalnya hehe
Kurang Asyik kalo terlalu natural jadi saya sertakan juga hasil kreasi sedikit polesan effect  di foto-fotonya agar terlihat   lebih indah dan artistik...:D bisa membedakanya kan???? ...klo gak bisa membedakanya hubungi penulis :D

 

#LombaKiTambleg
  
Desa manyingsal Kecamatan Cipunagara
#LombaKiTambleg
#LombaKiTambleg


untuk meyakinkan aku coba menanyakan nya pada penduduk apa nama pohon itu dan….. ternyata BENAR. Ada 3 pohon ki tambleg dengan ukuran yang berbeda tertanam di depan Kantor Desa Manyingsal Kec. Cipunagara. . penduduk bilang dulu sebelumnya ada 4 pohon, namun satunya sudah di jual. Sungguh di sayangkan.

Setelah mendapatkan spot yang pas, saya mulai mengambil gambar pohon yang memang sangat besar. Dan Sekitar pukul 17:30 saya menyudahi memfoto pohon di tempat pertama, dan besok melanjutkan pencarian di tempat ke 2.




#LombaKiTambleg
#LombaKiTambleg


Desa Manyingsal Kecamatan Cipunagara
#LombaKiTambleg
Desa Manyingsal Kecamatan Cipunagara
#LombaKiTambleg





Lanjut di Hari Kedua

Tanggal   :  24, Desember 2013
 Pukul     :  13:00

               Desa Tanjung Sari, Cikaum Subang adalah tempat kedua yang saya datangi sekaligus tempat yang baru bagi saya, hanya sampai  stasiun kereta api cikaum yang saya tau. Jadi  saya memilih jalan dari arah cidahu.  Cuaca hari itu untungnya tidak panas dan tidak hujan, jadi membuat perjalanan itu sungguh saya nikmati. Sambil mengendarai kendaraan aku melihat sekeliling siapa tau ada pohon ki tambleg juga,  sampai di kampung Kukulu saya melihat ada pohon ki tambleg yang masih kecil, aku kira hanya satu, tapi ada lagi puluhan pohon ki tambleg di pinggir jalan kampung Kukulu yang mungkin sedang di budidayakan oleh masyarakat sekitar. setelah melewati kampung itu saya benar  benar bersyukur tidak turun hujan, pasalnya jika hujan, jalanan yang memang di dominasi oleh pasir dan tanah akan benar benar becek. Jalanan sudah tidak terlihat aspal, memang ada jalan yang di beton, tapi tidak menyeluruh, saya sebagian sebagian ayo dong buat Pemerintahan Subang segera Perbaiki yayayaya.........

                Saya sudah memasuki Kecamatan Cikaum, namun saya bingung dimana tempat yang menjadi tujuan saya. Sampai di salah satu pertigaan ada petunjuk jalan dengan panah yang tertuliskan arah tanjung sari . aku mulai melalui jalanan yang aspalnya tidak terlihat. Beberapa menit dari pertigaan tadi saya mulai kebingungan karna yang saya liat di salah satu warung nama jalannya adalah purwadadi. Dan akhirnya saya coba bertanya pada seorang bapak-bapak yang sedang berkebun di kebun singkong. Terkejutnya saya ketika bapak itu mengatakan ini jalan yang salah, harusnya di pertigaan saya belok kanan, dan katanya masih sangat jauh hahaha (cukup dengan mengelus dada :D) Sialan tuh pasti ada yang merubah arah dari yang semula sabar...sabar demi Ki Tambleg hahaha. Untung saat di jalur yang benar jalanannya cukup bagus, namun perjalanan masih sangat jauh. Saya mencoba kembali bertanya pada seseorang yang sedang berjalan kaki. Katanya saya harus menyebrangi jalan kereta. Setelah info yang cukup akurat saya menyebrangi jalan kereta yang tanpa ada pengamanan plang, jadi kemungkinan kreta datang tidak ada yang tau. Dengan tegang saya mennyebranginya. 

                Tujuan semakin dekat dan jalan kembali lagi rusak ampun kapan coba bisa mulus nya jalan Subang, ayo dong buat Pemerintah yang baru dilantik segera perbaiki :D (curcol). Sampai di pertigaan kebun tebu saya menanyakan lagi. Orang itu menerangkan di pertigaan selanjutnya belok kiri untuk sampai di desa yang saya tuju, untuk mengambil foto pohon ki tambleg. Dan di pertigaan selanjutnya saya bertanya lagi pada ibu-ibu yang sedang memanen tebu. Dan ya ibu itu tau keberadaan pohon yang saya cari. Dia menunjukan jalannya. Sekitar pukul 4  saya sampai di tempat tujuan kampung kosedansari Desa Tanjung Sari Kec. Cikaum (lalalala yeyeyeye), sungguh perjalanan yang jauh, tanpa pikir panjang saya mulai mencari spot yang pas lagi untuk take pohon di tempat ke 2 ini.  check this out.........

#LombaKiTambleg


#LombaKiTambleg


Desa Tanjung Sari Kec. Cikaum
#LombaKiTambleg

Desa Tanjung Sari Kec. Cikaum
#LombaKiTambleg
 Setelah cukup saya mulai lagi perjalan dan kali ini saya bukan untuk melanjutkan ke tempat tempat lainnya, tetapi saya menyudahi perjalan ini, ini menjadi tempat terakhir pencarian pohon ki tambleg. Saya berhenti di salah satu warung, bukan untuk beli, melainkan untuk  menanyakan arah pulang ke jalan besar melalui rute yang terdekat. Jalan Raya Binong adalah tujuan akhir saya, namun lagi lagi  jalannya sangat menghawatirkan jalanan sudah tak terlihat aspal hanya tertinggal bebatuan yang membuat pengendara harus berhati hati.
#LombaKiTambleg


Desa Tanjung Sari Kec. Cikaum
#LombaKiTambleg
Cukup jauh sampai akhirnya saya menemukan jalanan yang bagus. Dan berhasil berada di jalan besar.  Saya berfikir “kenapa tidak melewati jalan ini”, akan lebih dekat di  banding melalui jalanan yang saya lewati. Namun saya sangat menyukai perjalanan ini, perjalanan yang sungguh jauh tapi menyenangkan, tanpa panas dan hujan.
                Pulang adalah tujuan saya, di perjalanan saya di sambut oleh gerimis yang tidak besar, gerimis yang membuat suasana lebih sejuk. Sungguh pengalaman yang tidak akan saya lupakan ketika saya mencari pohon yang langka ini yang bernama Ki tambleg.

Bye.........
Aminuddin